Waspada Pelecehan Seksual Anak
Ketika saya lihat sebuah video viral di IG, waktu itu saya tidak tahu apa yang membuat pria di dalam video berlari, tapi saya yakin bahwa ia tidak ingin ditangkap. Saya juga tidak tahu apa yang membuat si Ibu mengambil gambar pria itu dengan nada panik sambil dibantu oleh beberapa orang security.
Security memang harus menjaga keamanan di tempat kerjanya berikut melindungi para karyawan dan pelanggan.
Dan ternyata…
Pria yang dikejar merupakan pelaku pelecehan seksual pada anak. Anak si ibu ini dan beberapa anak kecil lainnya, dilecehkan dengan sentuhan pada kelamin sang anak.
Jelas jika saat ini, bukan hanya perempuan yang dilecehkan secara seksual.
Jangankan anak-anak, wanita dewasapun kadang tidak berani membicarakannya. Misalnya, di jalan, jika seorang pria mendatangi seorang wanita dan mengatakan sesuatu tak pantas padanya, menyentuhnya atau melakukan rayuan seksual, itu adalah pelecehan seksual.
Kasus yang lebih miris biasanya terjadi di tempat kerja, itu adalah situasi yang berbeda. Jika seorang wanita mengeluh kepada manajernya, sang atasan mungkin berpikir dia pembuat onar dan akan menyingkirkannya. Sadar akan hal itu, korban biasanya berakhir dengan tidak mengatakan apa-apa.
Baca juga: Beginilah Cara Tepat Menangani Anak Hiperaktif yang bisa dilakukan di Rumah
Karena itulah, undang-undang tentang pelecehan seksual juga digunakan untuk lebih meningkatkan peran perempuan di Indonesia dan membangun landasan yang dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah pelecehan seksual.
Secara khusus, undang-undang ini menyatakan bahwa pelecehan seksual adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan merupakan pelanggaran terhadap aturan hukum. Undang-undang tersebut juga menyebutkan bahwa pelecehan seksual berarti tindakan seksual melalui sentuhan fisik atau non fisik yang menargetkan organ seksual atau seksualitas korban.
Ini termasuk:
- Mengekspos bagian tubuh seksual seseorang
- Memaksa seseorang untuk menampilkan bagian tubuhnya
- Menghina seseorang secara seksual
- Memaksa seseorang untuk mendengarkan cerita seksual
- Memberikan julukan seksual
- Mendiskriminasi seseorang secara seksual
Tindakan pria di dalam video itu sudah pasti termasuk kategori pelecehan seksual. Dan perbuatannya sudah terhitung sebagai tindak pidana serta dapat dilaporkan.
Si pelaku biasanya berkelit dengan menyangkal perbuatannya dan menunjuk pada sang anak yang tidak menangis. Pelaku biasanya membela diri dengan mengatakan sang anak akan menangis bila dia melakukan sesuatu yang tidak nyaman atau tak disukai oleh si anak.
Enak saja..!
Justru disitu problemnya. Si anak memang tidak tahu bahwa mereka adalah korban pelecehan seksual. Jangan anak dulu deh, orang dewasa sekalipun jika mengalami pelecehan seksual, tak semua dari mereka dapat spontan menampakkan ketidaknyamanannya.
Mengapa begitu?
Mungkin karena bingung, takut atau bahkan shock. Ini bisa bersifat traumatik.
Ketika kita mengalami trauma, kita memiliki respons fisiologis terhadap sesuatu yang berbahaya. Respons ini disebabkan oleh membanjirnya hormon stres yang memengaruhi tubuh. Jika ancaman itu berakhir, tubuh kembali normal. Namun, jika ancaman kembali, respons stres yang sama akan kembali meskipun bukan dalam situasi yang sama atau bukan situasi bahaya sama sekali.
Inilah yang disebut ketakutan akan kondisi tertentu dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang.
“Anak-anak cenderung merasakan trauma ketika mereka mulai menapaki dewasa, ini akan mengganggu perkembangan kepribadian mereka,” kata Psikolog Klinis Mardiana Hayati Solehah, M.Psi.
Situasi bahkan bisa lebih parah, jika trauma tersebut lebih sering muncul dan sang anak berpikir berpikir ada sesuatu yang salah dengan dirinya dan merasa insecure.
Apa yang Perlu Dilakukan Bila Anak Mendapatkan Pelecehan Seksual
Tentunya kita ingin agar anak-anak maupun orang terdekat kita selalu dijauhkan dari pelecehan seksual ataupun kejahatan lainnya. Meskipun demikian, kita wajib memiliki wawasan tentang apa yang harus lakukan jika itu terjadi.
Alasan untuk ini adalah fakta mengenai pelecehan seksual sebagai masalah serius di masyarakat, dan sering tidak dilaporkan.
Setidaknya, ada 6 hal yang harus diperhatikan bila hal buruk ini terjadi:
1. Tenangkan diri kamu, pastikan tak membuat si anak terganggu dan ketakutan. Bila tak bisa mengendalikan kepanikan dirimu sendiri, titipkan anak pada teman, kerabat atau orang dewasa lain yang berada di dekatmu.
2. Utamakan keamanan dan keselamatan anak. Apalagi jika si pelaku masih berkeliaran, bawa dulu si anak ke tempat yang aman.
3. Tanyakan kepada anak apa yang terjadi, dan biarkan anak memberikan cerita versi mereka sendiri. Mereka akan menggambarkan kejadian dari sudut pandang mereka. Dibutuhkan perspektif anak untuk menentukan apakah anak tersebut ketakutan, terancam atau dirugikan oleh kejadian tersebut.
4. Beritahu anak jika itu bukan kesalahan mereka dan dirimu tidak marah. Ini akan meluruskan bila ada kesalahpahaman antara kamu dan dia.
5. Jika dibutuhkan penyelidikan lebih jauh, misalnya di kantor polisi, beri tahu si anak akan ada orang yang menolongnya. Jika dia terlihat ketakutan, tenangkan dia dan bilang jika kamu akan selalu disampingnya.
6. Agar tak kecolongan, carilah bantuan profesional untuk memeriksa keadaan anak lebih jauh dan dalam, seperti misalnya psikolog maupun dokter.
Baca juga: Bun Ini Lho Buah Yang Bagus Untuk Ibu Menyusui
Melakukan Upaya Pencegahan Melalui Pendidikan Seks
Masyarakat saat ini sangat terbuka dan bebas. Keterbukaan informasi bisa kita temukan juga melalui televisi, internet, berita dan majalah. Termasuk mengajarkan pendidikan seks dengan baik dan benar.
Ingat, edukasi seks itu bukan bahasan yang tabu.
Kata seks menginduk pada kata dalam bahasa Inggris sex, yang mana berarti “jenis kelamin”. Pada awal abad ke-9 didefinisikan sebagai kata benda yang berarti “keadaan laki-laki, perempuan, atau netral”. Dalam hal ini, kita sudah tak membicarakan gender sebagai keadaan menjadi laki-laki atau perempuan. Namun lebih ke tentang sikap, perasaan, dan perilaku.
Karena itulah, pendidikan seks adalah pelajaran yang akan membantu seorang anak untuk memahami dan menghormati tubuh mereka sendiri, untuk menyadari kesehatan seksual, untuk belajar bagaimana berkomunikasi dengan cara yang benar terhadap orang lain, tanpa menjadi takut mendapat masalah ataupun diganggu.
Hal terpenting untuk mengajarkan tentang pendidikan seks adalah memastikan bahwa orang tua tersedia untuk diajak bicara oleh anak. Orang tua bertugas untuk membuat anak merasa nyaman berbicara tentang pendidikan seks. Dengan demikian mereka tak akan merasa malu dan mau untuk bertanya.
Pastikan orang tua memiliki pendidikan seks yang baik untuk memfilter dan meluruskan informasi apa pun yang diterima anak-anak di sekolah atau sumber lainnya. Orang tua akan menjadi sumber informasi terpercaya untuk perkembangan anak.
Ya, mengajarkan pendidikan seks pada anak tidak semudah yang kita kira.
Bila kita sendiri masih merasa pendidikan seks itu tabu, maka pandangan itu harus disingkirkan terlebih dahulu. Bagaimana kita bisa mengajarkan pada anak-anak, bila diri sendiri saja masih salah konsep?
Jika si anak masih terlalu kecil untuk memahami pendidikan seks, mulailah dari yang paling dasar dan kemudian melanjutkannya secara bertahap.
Itulah informasi penting yang terinspirasi oleh kejadian viral beberapa waktu yang lalu. Apa menurutmu mengenai hal ini? Silahkan ungkapkan pendapatmu pada kolom komentar.