6 Hal Mengerikan Akibat Kekurangan Vitamin E

6 Hal Mengerikan Akibat Kekurangan Vitamin E

Seperti halnya nutirisi lain, tubuh kita pun membutuhkan asupan vitamin E setiap harinya! Sebaliknya, tubuh bisa saja sakit akibat kekurangan asupan vitamin E dalam jangka panjang.

Hal ini terjadi karena peranan dari vitamin E itu sendiri sebagai nutrisi yang larut dalam lemak.

Artinya, tubuh kita bisa saja kekurangan vitamin E jika kita tengah menderita penyakit yang gejalanya berupa kesulitan menyerap lemak dari makanan.

Tingkat normal kadar vitamin E dalam tubuh harus di antara 5,5-17 mg/L. jika kurang atau lebih daripada itu, maka akan menyebabkan beberapa gangguan yang mungkin bisa membahayakan tubuh.

Apalagi jika angka tersebut sudah ada di kisaran 4 mg/L dalam darah atau kurang, maka kemungkinan besar kamu harus didopping oleh obat-obatan dan suplemen agar kadar vitamin E dapat kembali seimbang.

Untuk bisa mengidentifikasi kekurangan vitamin E dalam tubuh, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan.

Salah satunya adalah dengan melihat gejala-gejala yang mungkin bermunculan satu per satu secara membabi buta.

Adapun gejala akibat kekurangan vitamin E sudah kami paparkan dengan lengkap di bawah ini.

Melemahnya Otot

Ternyata otot-otot tak hanya membutuhkan vitamin D dan vitamin B saja untuk dapat bekerja secara optimal, juga vitamin E karena memainkan peran penting dalam menjaga sistem saraf pusat tetap berfungsi dengan baik.

Faktanya, vitamin E masuk ke dalam keluarga besar antioksidan utama dalam tubuh.

Tak heran jika misalnya kita kekurangan asupannya, maka stres oksidatif bisa menumpuk dan menghadirkan gangguan, gejala, hingga penyakit berbahaya.

Salah satu gejala yang mungkin muncul adalah berupa melemahnya otot di tubuh kita.

Parahnya, kerusakan otot tersebut bisa menggerogoti sampai ke saraf, yang pada akhirnya dapat membuat lengan dan kaki kita mati rasa, kehilangan kontrol gerakan tubuh, nyeri otot, dan masalah penglihatan.

Sebaliknya, sebuah data studi di tahun 2002 memperlihatkan bahwa dengan meningkatkan kembali asupan vitamin E sehari-hari, maka dapat membantu meringankan nyeri otot tersebut secara signifikan.

Alasannya cukup sederhana, yakni dengan bertindak sebagai antioksidan untuk melindungi sel tubuh dari radikal bebas yang dihasilkan oleh aktivitas sehari-hari, terutama jika kamu rajin berolahraga.

Nah, penumpukan bahan kimia dari radikal bebas inilah yang dapat menyebabkan rasa nyeri pada otot dan sekujur tubuh.

Jadi, jika kamu rajin berolahraga atau beraktivitas fisik yang berat tetapi tidak dibarengi dengan asupan vitamin E, maka sama artinya dengan bunuh diri.

Silahkan tingkatkan dulu asupan makanan sumber vitamin E.

Jika misalnya rasa nyeri terus berlanjut selama lebih dari 3 hari, maka itu tandanya kita membutuhkan tangan para profesional di klinik atau rumah sakit.

Kesulitan Koordinasi dan Berjalan

Selain rasa nyeri di otot, kekurangan vitamin E juga dapat menyebabkan gangguan pada neuron tertentu, terutama bagian neuron Purkinje.

Jika didiamkan berlarut-larut hingga kadar nutrisi ini ada di bawah 4 mg/L, maka bisa saja neuron Purkinje tersebut menjadi rusak.

Saat hal itu terjadi, maka kemampuannya dalam mengirimkan sinyal dari otak ke tubuh akan terganggu atau hilang sama sekail.

Alhasil, para penderitanya akan mengalami kesulitan dalam berjalan, berkoordinasi, atau memiliki gejala yang mirip seperti stroke.

Gangguan refleks, koordinasi, dan kesulitan berjalan ini sangatlah berbahaya!

Karena selain membuat kita gampang jatuh dan mengundang luka baru, juga dapat membuat kita kehilangan kemandirian akibat mobilitas tubuh yang terganggu.

Bahkan jika defisiensi vitamin E ini terjadi pada bayi prematur, maka ada penyakit tambahan yang bisa muncul (selain gangguan koordinasi), yakni melemahnya otot dan anemia yang teramat serius.

Segera larikan diri kamu atau orang terdekat ke rumah sakit jika kekurangan vitamin E ini sudah menghadirkan gejala sulit berjalan hingga nampak mirip seperti stroke.

Sang dokter biasanya akan melakukan tes untuk mengetahui kadar vitamin E dalam tubuh, untuk kemudian diberikan obat yang sesuai.

Dengan kata lain, gejala yang kedua ini tak bisa diobati dengan menebak-nebak saja, melainkan haruslah dibarengi dengan data yang akurat.

Mati Rasa dan Kesemutan

Kerusakan saraf ini kemudian akan berlanjut ke gejala berikutnya, yakni lengan dan kaki yang mati rasa serta kesemutan.

Ini terjadi akibat adanya  kerusakan pada serabut saraf yang membuatnya tak mampu lagi mengirimkam sinyal otak secara tepat, sehingga kedua sensasi ini bisa kamu rasakan dan cukup bikin tak nyaman.

Mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki ini seringkali disebut sebagai neuropati perifer.

Bahkan sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kekurangan vitamin E bisa mempengaruhi sistem saraf pusat dan perifer, yang kemudian mengarah pada kondisi neuropati perifer tersebut.

Namun dengan meningkatkan kembali asupannya, maka kerusakan saraf bisa dibalikkan selama dosisnya tepat.

Anemia Hemolitik

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa defisiensi vitamin E pada bayi yang prematur memang dapat membuatnya terkena anemia.

Namun itu pun bisa terjadi bagi orang dewasa, lebih tepatnya terkena jenis anemia hemolitik.

Kondisi ini ditandai oleh pecahnya sel darah merah secara berlebihan akibat radikal bebas.

Sama halnya seperti penyakit kurang darah lainnya, anemia hemolitik tak bisa diobati hanya dengan ketok magic saja – melainkan haruslah ditangani oleh para ahli medis.

Gejala dari gangguan ini bisa meliputi tubuh lemah, wajah pucat pasi, penyakit kuning, urin berwarna gelap, demam, ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik, dan murmur jantung.

Kerusakan Penglihatan

Dikarenakan kekurangan vitamin E dalam tubuh dapat melemahkan reseptor cahaya di retina dan sel-sel lain di mata, maka secara otomatis kemampuan penglihatan kita akan berkurang secara perlahan namun pasti.

Untuk itulah, pastikan kamu meningkatkan gabungan vitamin A dan E untuk meningkatkan kesehatan mata – dan bukan pada salah satunya saja.

Beberapa penelitian bahkan telah menunjukkan bukti positif bahwa vitamin E dipercaya mampu melindungi sel-sel mata dari molekul tak stabil yang disebut sebagai radikal bebas.

Pasalnya, radikal bebas ini bukan hanya menyerang otot-otot tubuh kita saja, melainkan merusak hingga ke organ lain – salah satunya adalah indera penglihatan kita.

Faktanya, radikal bebaslah yang menjadi biang keladi utama seseorang mengalami degenerasi makula terkait usia yang mengarah pada kebutaan di hari tua.

Masalah Sistem Kekebalan

Kemudian, penelitian lain juga telah menunjukkan bahwa kekurangan vitamin E dapat menghambat sel-sel kekebalan tubuh kita, terutama bagi mereka yang berusia lebih tua.

Bahkan bisa dikatakan bahwa sistem kekebalan merupakan bagian yang paling terkena dampaknya saat tubuh tak mendapatkan kadar vitamin E yang cukup.

Kekurangan ini bisa mempengaruhi sistem imunitas dan peradangan melalui berbagai macam peran termasuk perubahan integritas membran, transduksi sinyal, modulasi mediator inflamasi, dan siklus sel dalam tubuh kita.

Alhasil, tubuh pun akan cepat sakit!

Maka dari itulah, silahkan tingkatkan kembali asupan vitamin E dan seimbangkan bersama nutrisi lainnya termasuk zync, selenium, zat besi, tembaga, asam folat, serta sejumlah vitamin lainnya seperti A, B6, C, dan D.

Semua jenis mikronutrisi di atas dapat mengubah kempali respon imun tubuh menjadi lebih baik lagi.

Comments (0)
Add Comment